Tanaman padi |
Tak sedikit para petani yang belum membekali pengetahuan tentang cara agar tanaman padinya lebih berbobot (bernasa) padahal semakin berkualitas padi yang ditanam, semakin bagus juga kualitas beras hingga nasi yang dihasilkan. Artinya, penjualan padi bisa semakin meningkat.
Untuk membuat bobot padi lebih berisi, Anda perlu melakukan beberapa langkah. Dalam membuat padi memiliki bobot yang ideal pastinya bukanlah hal yang sulit. Padi yang berkualitas dan berbobot dihasilkan oleh pohon-pohon padi unggulan yang sehat dan terhindar dari jamur dan bakteri.
Baca Juga:
- Cari Benih Tanaman yang Berkualitas? Begini Cara Memilihnya!
- Panduan Mudah Membuat Pupuk Kandang yang Baik & Benar!
- Menarik untuk Disimak, Ini 8 Manfaat Jantung Pisang untuk Kesehatan
Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi bobot padi. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk membuat bobot padi agar lebih berisi.
1. Melakukan Seleksi Varietas Padi
Di Indonesia sendiri, ada berbagai macam varietas padi unggul seperti, padi hibrida, padi unggul, dan padi lokal. Varietas padi seperti hibrida bisa Anda pilih karena memiliki banyak kelebihan pada hasil panen yang optimal. Jika dibandingkan dengan padi lokal, hasil dari padi hibrida lebih banyak dan berat. Intani 1, intani 2, SL8, rokan, 11 SHS, PP1, H1, segera anak, bernas prima adalah kelompok varietas padi hibrida.
2. Perlakuan Benih
Perlakuan benih bisa mempengaruhi kualitas padi yang dihasilkan. Benih yang diberi perlakuan buruk akan menghasilkan padi yang buruk juga. Oleh sebab itu, benih harus diperlakukan secara baik. Cara untuk memperlakukan benih padi dengan baik adalah dengan melakukan perendaman bibit menggunakan fungisida. Hal ini bertujuan agar tanaman padi terhindar dari jamur dan bakteri sedini mungkin.
Penggunaan fungisi dilakukan dua kali, yakni pada saat tanaman padi memasuki fase generatif dan saat malai padi sudah muncul semua. Meskipun tidak membuat padi lebih berbobot, namun penggunaan fungisi ini berperan untuk mengatasi jamur yang bisa membuat jumlah bobot padi mengurang.
3. Perlakuan Air
Mengatur air untuk padi sangat penting dilakukan untuk menambah bobot padi. Padi merupakan salah satu tanaman yang membutuhkan banyak air untuk tumbuh. Namun, pemberian air yang terlalu banyak hingga menggenangi tanaman bisa menyebabkan tanaman padi terkena penyakit.
Dalam mengatur pengairan untuk padi, Anda bisa menggunakan 3 metode yang paling umum, yakni pengairan terus menerus, pengairan intermitten, dan metode AWD.
- Pengairan terus menerus dilakukan dengan mengalirkan air ke sawah. Hal ini tentu mengurangi efektifitas karena biaya yang dikeluarkan untuk mengalirkan air. Selain itu, cara ini lebih berpotensi membuat tanaman lebih mudah terjangkit penyakit karena lingkungan yang terlalu lembab.
- Pengairan intermitten atau berselang dilakukan dengan cara membasahi sawah saat sawah sudah kering. Cara yang satu ini lebih berisiko membuat tanaman padi kekeringan jika tidak dilakukan pengairan pada waktu yang tepat.
- Metode AWD adalah proses pengairan basah kering atau mengatur air agar membasahi sawah saat akan mengering.
- Menurut penelitian menggunakan metode pengairan AWD terbukti bisa membuat produktivitas padi meningkat dibanding metode lainnya.
4. Perawatan Teknis
Agar padi memiliki bobot yang lebih optimal, Anda harus melakukan perawatan secara maksimal. Berikut adalah langkah-langkah dalam merawat padi yang benar.
Melakukan penyulaman dengan mengganti padi yang mati dengan yang baru. Padi yang mati harus diganti setidaknya 2 minggu setelah penanaman.
Melakukan penyiangan juga perlu dilakukan dengan cara mencabut tanaman lain yang tumbuh disekitar tanaman padi. Tanaman/gulma yang tumbuh disekitar padi membuat tanaman padi akan berebut nutrisi dengan tanaman tersebut. Penyiangan dilakukan saat padi berumur 21 hari dan 42 hari.
Pengairan yang tepat juga perlu dilakukan dengan memastikan pengairan air sudah merata di bawah padi. Akan lebih bagus jika air membawa kotoran hewan yang bisa difungsikan sebagai pupuk alami untuk tanaman padi.
0 Komentar