Tanaman cabai rawit atau nama latin "Capsicum frutescens" merupakan buah dan tumbuhan yang termasuk family Capsicum dengan buah yang tumbuh menjulang menghadap ke atas. Buahnya berwarna hijau ketika masih muda dan akan berubah warna menjadi merah tua ketika sudah masak.
Ada sebuah pepatah yang kerap kita dengar yakni "Kecil-kecil cabai rawit" yang artinya merujuk pada seseorang yang memiliki tubuh kecil, namun pemberani, cerdik, hingga membahayakan. Oleh sebab itu, kenapa dinamakan cabai rawit, karena tanaman ini terkenal dengan bentuknya yang kecil, tapi rasanya pedas menggigit.
Baca Juga:
- Aquascaper Wajib Tau! Ini 5 Tanaman yang Cocok untuk Penghias Aquarium
- 5 Fakta Menarik Lele, Ikan Berkumis yang Digemari Banyak Orang
- 8 Jenis Buah yang Diminati Banyak Orang, Mana yang Kamu Suka?
Karena itu, jenis cabai ini jadi primadona dan disukai banyak orang Indonesia. Karena rasanya yang pedas, banyak yang menggunakan cabai rawit sebagai olahan sambal atau jenis makanan lainnya. Untuk cara penanaman cabe rawit dapat dibilang cukup mudah, meskipun ditanam di pekarangan rumah. Kamu bisa saja melakukan budidaya cabai rawit di rumah, namun terapkan tahap penanaman yang tepat.
Dengan menanam cabai rawit sendiri di perkarangan rumah, pastinya jadi keuntungan tersendiri. Kamu tak perlu repot lagi untuk beli cabai di warung atau di pasar dan bisa lebih hemat uang belanja, bahkan bisa jadi ladang bisnis. Nah, berikut beberapa penjelasan mengenai tahap budidaya cabai rawit di pekarangan rumah.
1. Memilih Bibit
Dalam pemilihan bibit ini ada 2 cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapat bibit cabai rawit yang berkualitas. Yang pertama kamu bisa membeli bibit yang siap untuk semai di toko pertanian. Kebanyakan jenis bibit yang dipasarkan tersebut memiliki kualitas yang baik. Selain itu, kamu juga bisa memilih benih sendiri dari cabai yang berkualitas.
Wajib kamu pastikan bibit yang hendak dipilih berasal dari cabai yang memiliki kualitas bagus. Setelah itu, pisahkan bijinya untuk dijemur, kemudian pastikan waktu penjemuran biji cabai tersebut benar-benar kering. Selanjutnya, rendam dengan air hangat sekitar satu jam, supaya benih tak rusak dan terhindar dari ragam penyakit.
2. Proses Penyemaian
Apabila benih sudah siap, proses selanjutnya yakni penyemaian benih cabai rawit pada media/wadah, disini kita menggunakan polybag untuk proses penyemaiannya.
- Pertama siapkan polybag ukuran kecil.
- Kemudian siapkan media tanam dari tanah yang sudah dicampur dengan pupuk organik, kandang, atau sekam, dengan perbandingan 3:1.
- Usahakan polybag tak terkena hujan dan sinar matahari secara langsung.
- Buatlah lubang pada masing-masing tanah di polybag sekitar 1 cm, untuk menanam benih cabai rawit, dan tutup kembali saat benih sudah di tanam.
- Benih disiram sekali dalam satu hari hingga benih sampai berusia 2-3 minggu.
- Bila umur benih sudah 2-3 minggu, benih tersebut sudah bisa dipindah tanamkan.
3. Pemindahan Benih
Selanjutnya tahap pemindahan benih, ada dua media tanam yang bisa kamu gunakan. Media/wadah yamg bisa digunakan yakni polybag atau pot dengan ukuran besar, atau bisa langsung pada lahan yang tanahnya sudah diolah sedemikian rupa. Dari keduanya sama baiknya, sebab cabai rawit umumnya bisa tumbuh dalam berbagai kondisi.
Akan tetapi, media tanam yang disiapkan harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan cabai rawit ini. Pastikan media tanam subur, sehat, unsur hara memadai, mengandung cukup humus. Dengan demikian, baik menggunakan media pot/polybag maupun lahan, kamu wajib menyiapkan media tanam secara maksimal. Apabila kamu tak memiliki lahan yang luas, media pot/polybag merupakan pilihan terbaik.
4. Pemupukan
Jangan lupa, supaya cabai rawit pertumbuhannya optimal kamu harus melakukan pemupukan. Terdapat dua proses pemupukan yang bisa kamu lakukan, yang pertama pemberian pupuk dasar dan pemberian pupuk susulan. Pemupukan dasar dilakukan bersamaan ketika proses pemindahan benih. Untuk pemberian pupuk susulan bisa kamu lakukan saat umur cabai sekitar 1-4 minggu setelah tanam, pupuk susulan ini kamu bisa berikan cairan organik supaya bisa diserap dengan baik.
Cari polybag untuk budidaya cabai rawit di rumah? Cek sekarang Disini
5. Perawatan
Menurut berbagai sumber yang menulis bahwa tanaman cabai dikenal kuat terhadap hama. Tetapi, tidak berarti ia kebal terhadap serangan hama dan ragam penyakit. Hal tersebut masih bisa saja terjadi, oleh karena itu kamu bisa lakukan pencegahan dengan selalu mengecek kondisi cabai yang sedang ditanam atau menggunakan bahan untuk membasmi hama dan penyakit.
6. Waktu Panen
Tahap yang terakhir yaitu proses pemanenan. Umumnya waktu panen bisa dilakukan bertahap, sebab cabai rawit sudah bisa kamu panen sejak usia tanam menginjak 3 bulan. Namun, supaya hasil panen lebih maksimal, sebaiknya proses pemanenan dilakukan pada pagi hari.
0 Komentar